AWAL MULA UNIVERSITAS DI INDONESIA

Universitas Indonesia (disingkat UI) adalah perguruan tinggi di Indonesia. Kampus utamanya terletak di bagian Utara dari Depok, Jawa Barat tepat di perbatasan antara Depok dan wilayah Jakarta Selatan, sementara kampus utama lainnya terdapat di Salemba, Jakarta Pusat. UI merupakan institusi pendidikan tinggi tertua di Indonesia. Beberapa perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Institut Pertanian Bogor, Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Jakarta, dan Politeknik Negeri Jakarta pada awalnya merupakan bagian dari UI hingga kemudian memisahkan diri menjadi institusi tersendiri. UI juga merupakan salah satu dari tiga perguruan tinggi terbaik di Indonesia bersama dengan Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Bandung.
Cikal-bakal terbentuknya Universitas Indonesia adalah ketika pemerintah kolonial Belanda mendirikan sebuah sekolah yang bertujuan untuk menghasilkan asisten dokter tambahan yang memegang sertifikat untuk melakukan perawatan-perawatan tingkat dasar serta mendapatkan gelar Dokter Jawa (Javanese doctor). Secara resmi, UI memulai kegiatannya pada 2 Februari 1950 dengan presiden (saat ini disebut rektor) pertamanya Ir. R.M. Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo.Tanggal tersebut dijadikan hari kelahiran Universitas Indonesia
Sejarah
Cikal bakal UI bermula dari Sekolah Ilmu Kesehatan dan Vaksin (Opleiding van eleves voor de genees-en heelkunde en vaccine) pada tanggal 2 Januari 1849 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Hindia Belanda. Ketika itu, pemerintah kolonial Belanda mendirikan sebuah sekolah yang bertujuan untuk menghasilkan asisten dokter tambahan. Pelajar di sekolah itu mendapatkan pelatihan kedokteran selama dua tahun. Lulusannya diberikan sertifikat untuk melakukan perawatan-perawatan tingkat dasar serta mendapatkan gelar Dokter Jawa (Javanese Doctor), bergelar demikian karena dokter ini hanya diberi izin untuk membuka praktik di wilayah Hindia Belanda, terutama di pulau Jawa. Pada tahun 1864, program pendidikan tersebut ditambah waktunya menjadi tiga tahun, dan pada tahun 1875 menjadi 7 tahun. Gelar yang diberikan pun berubah menjadi Dokter Medis (Medical Doctor).
Pada tahun 1898, pemerintah kolonial mendirikan sekolah baru untuk melatih tenaga medis, yaitu STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen). Pendidikan di STOVIA berlangsung selama 9 tahun: 3 tahun setingkat SMP, tiga tahun setingkat SMA, dan tiga tahun lainnya setingkat Diploma. Banyak lulusan STOVIA yang kemudian memainkan peranan penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1927 mengubah status dan nama STOVIA menjadi GHS (Geneeskundige Hogeschool). Gedung pendidikan dan pelatihan kedokteran yang digunakan GHS menjadi gedung Fakultas Kedokteran UI saat ini. Banyak alumni GHS yang kemudian berperan besar dalam pendirian Universitas Indonesia.
Pada tahun 1924 pemerintah kolonial mendirikan RHS (Rechtshoogeschool te Batavia – Sekolah Tinggi Hukum di Batavia) yang bertujuan untuk memenuhi tenaga administrasi sipil rendahan. RHS inilah yang menjadi cikal-bakal Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Badan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (PDRI) didirikan pada tanggal 19 Agustus 1945 di Jakarta. memiliki dua fakultas (waktu itu disebut perguruan tinggi), yaitu Perguruan Tinggi Kedokteran dan Perguruan Tinggi Hukum/Kesusasteraan. Ketua BPK RI adalah Prof. dr. Sarwono Prawirohardjo. Perguruan Tinggi Kedokteran dibuka secara resmi pada tanggal 1 Oktober 1945.} Pada tahun yang sama, institusi ini berhasil meluluskan 90 orang sebagai dokter. Ketika tentara kolonial Belanda kembali menguasai Jakarta pada akhir tahun 1945, BPK RI dipindahkan ke Klaten, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Pada tanggal 21 Juni 1946 NICA mendirikan sebuah Nood Universiteit atau Universitas Sementara di Jakarta. Pada tanggal 21 Maret 1947, nama Nood Universiteit diganti menjadi Universiteit van Indonesie (UVI). Akhirnya, setelah Jakarta berhasil diambil alih kembali, pemerintah mengembalikan BPTRI ke Jakarta dan menggabungkannya dengan Universiteit van Indonesie, dan memberinya nama baru Universitas Indonesia (UI).
Universitas Indonesia (UI) secara resmi memulai kegiatannya pada 2 Februari 1950 dengan presiden (saat ini disebut rektor) pertamanya Ir. R.M. Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo. Kantor Presiden Universiteit Indonesia mula-mula berkedudukan di Jakarta, tepatnya di gedung Fakultas Kedokteran di Jl Salemba Raya no. 6, kemudian dipindahkan ke salah satu bangunan bekas pabrik madat atau opium di Jl. Salemba Raya no. 4, Jakarta. Tanggal 2 Februari 1950 kemudian dijadikan hari kelahiran Universitas Indonesia.
Awalnya, UI memiliki 9 fakultas dan 3 lembaga yang tersebar di lima kota, yaitu Fakulteit Kedokteran, Fakultas Ilmu Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, serta Fakulteit Sastra dan Filsafat di Jakarta; Fakultas Ilmu Alam dan Ilmu Pasti, Fakultas Ilmu Pengetahuan Teknik, dan Lembaga Pendidikan Guru Menggambar di Bandung; Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan di Bogor; Fakultas Ekonomi di Makassar; Fakultas Kedokteran dan Lembaga Kedokteran Gigi di Surabaya.
Pada tahun 1955, Undang-Undang No. 10 tentang pengubahan kata universiteit, universitet, dan universiteit disahkan, sehingga sejak itu, Universiteit Indonesia secara resmi diubah namanya menjadi Universitas Indonesia.
Berangsur-angsur fakultas-fakultas yang berada di daerah memisahkan diri membentuk lembaga pendidikan yang berdiri sendiri. Pada tanggal 2 Maret 1959 Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam di Bandung memisahkan diri menjadi Institut Teknologi Bandung. Selanjutnya pada 1 September 1963 Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan UI memisahkan diri pula menjadi Institut Pertanian Bogor (IPB), fakultas di Surabaya menjadi Universitas Airlangga, dan di Makassar menjadi Universitas Hasanuddin. Pada 1964 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta dan kini berubah kembali menjadi Universitas Negeri Jakarta.
Ketika Orde Baru dimulai pada tahun 1966, pemerintah menunjuk beberapa guru besar UI untuk menduduki jabatan menteri dengan tujuan untuk memulihkan kembali situasi ekonomi nasional. Sejak saat itu, UI secara konstan telah memberikan kontribusi nyata pada usaha-usaha pemerintah untuk meraih kemakmuran nasional.
Kampus UI saat itu berada di Salemba dan Rawamangun. Kampus Salemba terdiri dari fakultas-fakultas eksakta, yaitu Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Matematika, Ilmu Pasti dan Alam (FMIPA); sementara kampus Rawamangun terdiri dari fakultas-fakultas non-eksakta, yaitu Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Psikologi (FPsi), Fakultas Sastra (FS). Baru pada tahun 1988 sebagian besar kampus pindah ke Depok, sementara kampus Salemba diperuntukkan bagi Pasca-Sarjana. Kampus di Rawamangun diberikan kepada IKIP Jakarta, yang kemudian berubah menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Dalam sepuluh tahun terakhir, dinamika perkembangan internal dan eksternal yang melingkupi UI sangat terasa pengaruhnya terhadap pasang surut kondisi UI. Di antaranya adalah, disahkannya oleh pemerintah UU no 12 / 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang kemudian menjadi naungan bagi status hukum UI. Menurut UU tersebut, Perguruan Tinggi BHMN dan Perguruan Tinggi BHMN yang telah berubah menjadi Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah dengan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum, ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN-BH). Pelaksanaan UU tersebut, khususnya pasal 66 ayat (2), mengantarkan kepada ditetapkannya oleh pemerintah PP No. 68 / 2013 tentang Statuta Universitas Indonesia (Statuta UI)
Atribut identitas
Lambang
Lambang UI diciptakan pada tahun 1952 oleh Sumartono (menggunakan nama alias Sumaxtono), mahasiswa jurusan Seni Rupa di Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Bandung. Desain Sumaxtono terinspirasi dari kala-makara (Kala dan Makara masing-masing adalah tokoh dalam mitologi Hindu), salah satu dekorasi dalam banyak candi Hindu di Indonesia. Dalam dekorasi candi, Kala berada di atas a kekuatan itu dipadukan dan distilir Sumaxtono menjadi makara yang melambangkan Universitas Indonesia sebagai baik sumber ilmu pengetahuan, maupun hasilnya, yang menyebar ke segala penjuru.
Secara keseluruhan, lambang UI menggambarkan Pohon Ilmu Pengetahuan yang tumbuh subur karena air yang mengalir terus-menerus dari bawahnya. Pohon berikut cabang dan kuncup melambangkan ilmu pengetahuan dengan cabang-cabang ilmu pengetahuannya, sementara kuncup suatu saat akan mekar dan menjadi cabang ilmu pengetahuan baru. Kuncup-kuncup itu akan senantiasa mekar selama pohon ilmu pengetahuan itu hidup. Dengan demikian, Sumaxtono ingin menyatakan bahwa cabang-cabang ilmu pengetahuan akan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan zaman.
Makara yang mengalirkan air melambangkan hasil yang memancar ke segala penjuru. Makna yang diberikan Sumaxtono adalah Universitas Indonesia sebagai sumber ilmu pengetahuan, akan menghasilkan sarjana-sarjana yang cerdas, terampil, penuh ketakwaan, berbudi luhur, dan berkepribadian, serta bersikap terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi serta masalah yang dihadapi masyarakat, dan mampu menyelesaikannya sesuai dengan kaidah-kaidah akademik, dimanapun mereka berada.
Rancangan desain berikut maknanya diperlihatkan oleh Sumaxtono kepada Srihadi Soedarsono (mahasiswa Seni Rupa FT-UI, Bandung Angkatan 1952) pada tahun 1952. Hanya saja, tidak diketahui kapan dan siapa yang mengesahkan lambang UI tersebut. Buku pertama yang menggunakan lambang Universitas Indonesia di sampulnya untuk pertama kali adalah buku Universitas Indonesia, Fakultas Teknik, Bandung: Rentjana Untuk Tahun Peladjaran 1952-1953 (Percetakan AID, Bandung, 120 hlm.) menggunakan lambang Universitas Indonesia untuk pertama kali seperti yang dibuat oleh Sumaxtono (tanpa bingkai segi lima).
Secara umum, Makara Universitas Indonesia berwarna kuning, sedangkan setiap fakultas di UI memiliki warna Makara/panji yang berbeda-beda, yaitu:
- Hijau untuk Fakultas Kedokteran
- Hijau – putih untuk Fakultas Kedokteran Gigi
- Biru – hitam untuk Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
- Biru untuk Fakultas Teknik
- Merah untuk Fakultas Hukum
- Abu-abu untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis
- Putih untuk Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
- Biru Muda untuk Fakultas Psikologi
- Jingga untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
- Merah – Ungu untuk Fakultas Ilmu Administrasi
- Ungu untuk Fakultas Kesehatan Masyarakat
- Biru – merah untuk Fakultas Ilmu Komputer
- Biru muda – biru – biru muda untuk Fakultas Ilmu Keperawatan
- Biru – hijau untuk Fakultas Farmasi
- Hijau – jingga -biru untuk Program Vokasi (DIII)
- Hitam – Hijau untuk Sekolah Ilmu Lingkungan
- Hitam – Abu-abu untuk Sekolah Kajian Stratejik dan Global
- merah – kuning untuk Politeknik Universitas indonesia (1982 – 1998), sekarang PNJ
Panji
UI memiliki panji berbentuk kapak yang lazim digunakan pada zaman neolitikum, yang merupakan masa peralihan dari zaman batu ke zaman perunggu. Hal ini melambangkan sifat dinamis bangsa Indonesia yang selalu mengikuti zaman.
Di tengah kapak tersebut terdapat lambang Universitas Indonesia yang berbentuk bulat seperti matahari, melambangkan Universitas Indonesia sebagai penyuluh dan pelopor rakyat Indonesia di bidang ilmu pengetahuan. Lambang UI berwarna kuning keemasan pada panji dan bendera fakultas atau satuan organisasi di lingkungan UI melambangkan kebesaran dan keagungan
Jaket almamater dan jas UI.
Jaket almamater UI dikenal sebagai Jakun, akronim dari jaket kuning. Disebut Jakun karena jaket ini memiliki warna dasar kuning terang dengan gambar lambang Universitas Indonesia (Makara) yang terpasang di dada sebelah kiri yang warnanya sesuai dengan warna panji fakultas masing-masing.
Jas UI berwarna dasar kuning almamater dengan bergambar lambang UI yang dibuat dengan benang bordir berwarna kuning dan ditempel di dada sebelah kiri. Jas UI digunakan pada acara protokoler universitas, dan dipakai oleh para Petinggi universitas
Kendi ilmu
“Kendi Ilmu” adalah kendi simbolik yang pada setiap acara wisuda diserahterimakan dari sarjana baru yang diwisuda kepada mahasiswa baru Universitas Indonesia. Arti simbolik dari penyerahan kendi ini adalah kesinambungan dari generasi yang pergi kepada generasi yang datang, sebagaimana sebuah ungkapan Ribuan Yang Datang, Ribuan Pula Yang Pergi. Kesinambungan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan sebagai hasil perjuangan dan daya upaya yang sungguh-sungguh
Lagu
Dua lagu yang dijadikan lagu wajib di Universitas Indonesia berjudul Hymne Almamater dan Genderang Universitas Indonesia. Lagu-lagu ini biasa dinyanyikan pada acara-acara resmi universitas, penyambutan mahasiswa baru, dan wisuda. Lagu Hymne Almamater diciptakan oleh H.S. Mutahar dan syairnya menggambarkan tekad warga Universitas Indonesia untuk bersatu mengamalkan tridharma perguruan tinggi,melalui lirik yang berbunyi: mengabdi Tuhan, bangsa, dan negara. Sementara itu, lagu Genderang Universitas Indonesia menggambarkan semangat mahasiswa UI untuk menuntut ilmu dan berbakti. Setiap tahun, mahasiswa baru UI menyanyikan lagu-lagu ini, bersama dengan beberapa lagu lain seperti Rayuan Pulau Kelapa, Pahlawan Muda, dan Keroncong Kemayoran pada saat acara wisuda semester genap sekaligus penyambutan resmi pihak universitas kepada para mahasiswa baru
Kampus
Secara geografis, posisi kampus UI berada di dua area berjauhan, kampus Salemba dan kampus Depok. Mayoritas fakultas berada di Depok dengan luas lahan mencapai 320 hektar dengan atmosfer green campus karena hanya 25% lahan digunakan sebagai sarana akademik, riset dan kemahasiswaan. 75% wilayah UI bisa dikatakan adalah area hijau berwujud hutan kota di mana di dalamnya terdapat 6 danau alam
Cikini
Kampus UI Cikini terletak di daerah Cikini, Jakarta Pusat. Kampus yang berada tepat di depan Stasiun Cikini ini digunakan oleh Program Pascasarjana Fakultas Administrasi dan Kedokteran komunitas
Salemba
Kampus UI Salemba terletak di daerah Salemba, Jakarta Pusat. Fakultas yang berada di kampus ini adalah Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan beberapa Program Pascasarjana Multidisiplin, program Ekstensi dan Magister Manajemen Fakultas Ekonomi, serta laboratorium Fakultas Teknik. Khusus untuk Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi program S1/sarjana sejak 2013 lalu telah pindah ke kampus utama UI Depok untuk urusan akademis sedangkan urusan administrasi tetap di Salemba, Jakarta Pusat.
Depok
Kampus utama UI Depok, terletak di perbatasan antara Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan Kota Depok, Jawa Barat, dibangun pada pertengahan tahun 1980-an untuk mengakomodasi modernisasi universitas menuju visi UI universitas riset kelas dunia. Saat ini, Kampus Depok adalah kampus utama Universitas Indonesia. Sebagian besar fakultas di UI (MIPA, Teknik, Psikologi, Hukum, Ekonomi, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Pengetahuan Budaya, Ilmu Komputer, Kesehatan Masyarakat, Ilmu Keperawatan, Farmasi, Ilmu Administrasi) berada di sini dan sejak 2013, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi pun telah pindah ke Depok untuk urusan akademis dan proses perkuliahan.
Kampus utama UI Depok dilewati oleh rel kereta rel listrik (KRL/commuter line) Jakarta-Bogor sehingga mahasiswa mendapatkan kemudahan transportasi dengan adanya 2 stasiun di lingkungan kampus yaitu Stasiun UI dan Stasiun Pondok Cina.
Perpustakaan Pusat Universitas juga terletak di sini. Selain itu terdapat pula berbagai fasilitas lain seperti Pusat Administrasi Universitas, Pusat Kegiatan Mahasiswa, Gymnasium, stadion, lapangan hoki, penginapan (Wisma Makara), agen perjalanan Makara Tour & Travel, dan Asrama Mahasiswa Universitas Indonesia.
Di kampus Depok juga terdapat satu komunitas yang berfokus terhadap dunia pendidikan, yakni Cak Tarno Institute, komunitas ini digunakan sebagai ruang diskursus untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Cak Tarno Institute (CTI) didirikan pada 14 Februari 2005. Nama Cak Tarno Institute diambil dari nama pendiri sekaligus Rektor dan Sokoguru CTI, yakni Cak Tarno, pedagang buku di sebuah kios kecil yang berada gang bernama Gg. Stasiun UI, yang menjadi penghubung antara Jalan Margonda Raya dengan Kampus Universitas Indonesia serta stasiun kereta Universitas Indonesia.
Organisasi dan tata kelola Organisasi dan tata kelola
Universitas Indonesia adalah perguruan tinggi negeri berbadan hukum berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2013. Terdapat organ-organ universitas yang terdiri dari:
- Majelis Wali Amanat
- Rektor
- Senat Akademik
- Dewan Guru Besar
Pusat Administrasi Universitas
Pusat Administrasi Universitas/PAU atau yang dikenal dengan Rektorat adalah bagian yang vital dan esensial bagi manajemen UI. Pusat Administrasi Universitas terdiri dari: 12 Direktorat, 8 Kantor dan 3 Badan. Setiap entitas menjalankan fungsinya masing-masing yaitu sebagai unsur penunjang akademik, unsur pelayanan administrasi, dan unsur pelaksana pelayanan umum.
Unsur Penunjang Akademik
- Badan Pengembangan Universitas dan Pengelolaan Logistik
- Badan Legislasi dan Layanan Hukum
- Rumah Sakit Pendidikan
- Badan Penjaminan Mutu Akademik
- Satuan Pengawas Internal
- Satuan Manajemen Resiko
- Kantor Urusan Internasional
- Kantor Penerimaan Mahasiswa Baru
- Kantor Sumber Daya Pembelajaran
- Kantor Administrasi Riset dan Inovasi
- Kantor Pengelolaan Produk Riset dan Inovasi
- Perpustakaan
- UPT Asrama
- UPT Klinik Satelit
- UPT Pengamanan Lingkungan Kampus
- UPT Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
Unsur Pelaksana Administrasi
- Direktorat Pendidikan
- Direktorat Pengembangan Akademik
- Direktorat Kemahasiswaan
- Direktorat Perencanaan dan Anggaran
- Direktorat Keuangan
- Direktorat Akuntansi
- Direktorat Pengelolaan dan Pemeliharaan Fasilitas
- Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
- Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis
- Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi
- Direktorat Sumber Daya Manusia
- Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni
- Direktorat Kerjasama
- Direktorat Pengelolaan dan Pengembangan Unit-Unit Usaha
Fasilitas
Makara Art Center
Berlokasi berdekatan dengan Masjid Ukhuwah Islamiyah, Makara Art Centrum merupakan sarana dan fasilitas yang berfungsi sebagai tempat pagelaran seni dan budaya bagi sivitas akademika UI. Pembukaan gedung ini telah dilakukan melalui acara pra peluncuran Gedung Makara Art Centrum pada Agustus 2017.
Integrated Faculty Club
Integrated Faculty Club adalah tempat sarana olahraga dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat dipergunakan oleh masyarakat umum. Berlokasi di area luar kampus yang berdekatan dengan restoran Mang Engking, IFC dapat digunakan untuk keperluan even-event MICE seperti lokasi meeting dan gathering perusahaan, juga venue pernikahan. Sejak tahun 2017, Faculty Club dikelola bersama dengan perusahaan properti Relife Property dengan nama Felicity Festival.
Perpustakaan
UI memiliki perpustakaan dengan luas bangunan 30.000 m2 serta terdiri atas delapan lantai dengan slogan “Crystal of Knowledge”. Pemancangan tiang perdana dilakukan Senin, 1 Juni 2009 dan ditargetkan pembangunnya selesai pada Desember 2009. Perpustakaan UI tersebut dirancang dengan konsep “sustainable building” yang mana kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan yakni energi matahari (solar energy) selain itu di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik. Area baru tersebut bebas asap rokok, hijau serta hemat listrik, air, dan kertas. Perpustakaan pusat UI tersebut akan mampu menampung sekitar 10.000 pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari selain itu juga akan menampung 3-5 juta judul buku. Perpustakaan ini terbuka juga untuk umum. Perpustakaan UI juga dilengkapi dengan fasilitas umum seperti toko souvenir, tempat makan, tempat ibadah, hingga fasilitas penunjang mahasiswa seperti fotokopi, dan kantor pos
Asrama
UI memiliki dua asrama, yaitu Asrama Mahasiswa UI Depok dan Asrama Mahasiswa UI Wismarini. Asrama pertama terletak di kampus Depok, dengan kapasitas 480 kamar putra dan 615 kamar putri, yang setiap kamarnya dapat diisi satu hingga tiga orang. Sementara Asrama yang lain terletak di Jl. Otto Iskandardinata no. 38 Jakarta Timur dengan kapasitas 72 kamar putra dan 111 kamar putri. Asrama Mahasiswa UI Wismarini ini khusus disediakan bagi mahasiswa yang kuliah di Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, dan program lain yang berada di kampus UI Salemba.
Balai Mahasiswa
Balai mahasiswa UI Salemba merupakan salah satu fasilitas yang ada di bawah koordinasi Direktorat Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni. Gedung berkapasitas 300 orang ini sering digunakan untuk berbagai kegiatan seperti seminar, rapat, dan lain-lain. Selain untuk para mahasiswa dan warga UI, gedung ini juga disewakan untuk umum
Fasilitas dan sarana olahraga
Fasilitas dan sarana olahraga yang dimiliki oleh UI antara lain:
- Stadion
- Lapangan sepak bola & futsal
- Lompat jangkit
- Atletik
- Indoor (gymnasium)
- Lapangan bulu tangkis
- Lapangan bola voli
- Lapangan bola basket
- Outdoor
- Lapangan hoki
- Lapangan tenis (4 line)
- Lapangan basket (3 line)
- Lapangan voli (3 line)
- Lapangan bulu tangkis (1 line)